Di dalam blog ini tersedia pengumuman dan informasi terbaru.
Datum: Sonntag, der 31. Dezember 2023
Uhrzeit: 20 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausPrediger 3, 1 – 15
Ein jegliches hat seine Zeit, und alles Vorhaben unter dem Himmel hat seine Stunde: 2 Geboren werden hat seine Zeit, sterben hat seine Zeit; pflanzen hat seine Zeit, ausreißen, was gepflanzt ist, hat seine Zeit; 3 töten hat seine Zeit, heilen hat seine Zeit; abbrechen hat seine Zeit, bauen hat seine Zeit; 4 weinen hat seine Zeit, lachen hat seine Zeit; klagen hat seine Zeit, tanzen hat seine Zeit; 5 Steine wegwerfen hat seine Zeit, Steine sammeln hat seine Zeit; herzen hat seine Zeit, aufhören zu herzen hat seine Zeit; 6 suchen hat seine Zeit, verlieren hat seine Zeit; behalten hat seine Zeit, wegwerfen hat seine Zeit; 7 zerreißen hat seine Zeit, zunähen hat seine Zeit; schweigen hat seine Zeit, reden hat seine Zeit; 8 lieben hat seine Zeit, hassen hat seine Zeit; Streit hat seine Zeit, Friede hat seine Zeit. 9 Man mühe sich ab, wie man will, so hat man keinen Gewinn davon. 10 Ich sah die Arbeit, die Gott den Menschen gegeben hat, dass sie sich damit plagen. 11 Er hat alles schön gemacht zu seiner Zeit, auch hat er die Ewigkeit in ihr Herz gelegt; nur dass der Mensch nicht ergründen kann das Werk, das Gott tut, weder Anfang noch Ende. 12 Da merkte ich, dass es nichts Besseres dabei gibt als fröhlich sein und sich gütlich tun in seinem Leben. 13 Denn ein jeder Mensch, der da isst und trinkt und hat guten Mut bei all seinem Mühen, das ist eine Gabe Gottes. 14 Ich merkte, dass alles, was Gott tut, das besteht für ewig; man kann nichts dazutun noch wegtun. Das alles tut Gott, dass man sich vor ihm fürchten soll. 15 Was geschieht, das ist schon längst gewesen, und was sein wird, ist auch schon längst gewesen; und Gott holt wieder hervor, was vergangen ist.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum Jahresende
Liturgie: Inke Rondonuwu
Schriftlesung: Jens Balondo
Medien Technik: Marsha Marcelina
Abkündigung: Aditya Dolontelide
Schlüsseldienst: Aditya Dolontelide
Abendmahl: Kirchenvorstand
Folgende Vorbereitungen können Sie für die Teilnahme zum Abendmahl von zu Hause aus treffen.
Vorbereitungen zum Abendmahl:
Glas und Wein:
1. Bereiten Sie Gläschen entsprechend der Anzahl der Abendmahlteilnehmer vor. Wenn keine Gläschen vorhanden sind, können Sie auch normale Trinkwassergläser verwenden.
2. Bereiten Sie den Wein vor. Optional können Sie auch einen Traubensaft oder sonstige Säfte verwenden.
3. Stellen Sie alles auf dem Tisch bereit.
Brot:
1. Das Brot kann Toast oder auch normales Brot sein.
2. Das Brot kann in rechteckige Stückchen geschnitten oder zerbrochen werden.
Abendmahltisch:
Stellen Sie alles, was Sie für das Abendmahl brauchen, auf den Tisch. Wenn vorhanden, können Sie ebenfalls Kerzen und einen Kreuz aufstellen.
Tanggal: Minggu, 06 Augustus 2023
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariPenkhotbah 3, 1 – 15
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. 2Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; 3ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; 4ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; 5ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; 6ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; 7ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; 8ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. 9Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? 10Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. 11Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 12Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. 13Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. 14Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia. 15Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu tahun tutup
Liturgi: Inke Rondonuwu
Pembacaan Alkitab: Joel Balondo
Media Tehnik: Marsha Marcelina
Berita Jemaat: Aditya Dolontelide
Kunci: Aditya Dolontelide
Perjamuan Kudus: Majelis
Dibawah ini petunjuk untuk Perjamuan Kudus dirumah pada hari Minggu
Perlengkapan yang disiapkan
Gelas dan Anggur:
1. Siapkan sloki sesuai dengan jumlah peserta perjamuan. Jika tidak ada sloki, pakai gelas weine. Jika tidak ada gelas weine, boleh pakai gelas air minum biasa.
2. Siapkan anggur (Wein). Jika tidak ada Wein boleh gunakan trauben saft. Jika tidak ada traubensaft boleh pakai saft apa saja.
3. Tuangg Weine atau saft kedalam sloki atau gelas secukupnya.
Roti:
1. Roti boleh roti Toast atau roti biasa.
2. Roti boleh dipotong segi empat teratur, atau dicabik (dipecahkan).
Meja Perjamuan:
Taruh peralatan perjamuan Kudus diatas meja. Pasang lilin, khiasan salib (kalau ada).
Tanggal: 25. Desember 2023
Tempat: Evangelische Akademie Frankfurt am Main
Dalam dunia di mana keragaman dan pertukaran budaya semakin penting, Gereja Kristen Indonesia Evangelis Rhein-Main menjadi contoh yang cemerlang untuk persatuan dan pemahaman bersama. Perayaan Natal tahun ini di gereja tersebut, yang diadakan pada tanggal 25 Desember 2023 di gedung bersejarah Ev. Akademie, adalah saksi hidup dari nilai-nilai tersebut. Lebih dari 300 tamu dari berbagai generasi dan latar belakang berkumpul untuk tidak hanya merayakan hari kasih sayang, tetapi juga untuk mengkultivasi dialog antaragama, yang merupakan bagian inti dari kehidupan jemaat. Dalam pidato pembukaannya, ketua jemaat menekankan pentingnya kedekatan dan pertemuan dalam semangat kasih sesama, berdasarkan tema utama "Tuhan Turun Tangan". Kata-katanya menjadi pembuka untuk sebuah malam yang menyoroti akar yang dalam dari komunitas dalam budaya Jerman dan Indonesia serta komitmen untuk pertukaran antaragama dan antarbudaya.
Foto-foto Ibadah Natal 2023Teman-Teman yang kekasih, Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang terhormat,
Dengan senang hati saya ingin menyambut hangat semua tamu pada perayaan Natal tradisional kita hari ini. Kesempatan ini memberi kita kesempatan khusus untuk merayakan tidak hanya tradisi Kristiani, tapi juga dialog antaragama, yang selalu memainkan peran penting dalam komunitas kita.
Saya secara khusus menyambut Konsul Jenderal Indonesia yang baru, Antonius Yudi Triantoro, yang mengambil alih jabatan tahun ini dari teman kami, Bapak Acep Soemantri. Komitmen Anda terhadap pertukaran antaragama dan pemahaman internasional merupakan contoh berharga bagi kita semua.
Tepat 50 tahun yang lalu, pada tanggal 25 Desember 1973, komunitas kami merayakan Natal pertamanya di sini di Römerberg 9 di gedung St. Paulsgemeinde. Sebagai komunitas ekumenis PERKI saat itu, kami adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang berbeda keyakinan. “Paman dan bibi” kami generasi pertama, baik dari komunitas Kristen maupun Muslim di Frankfurt, sudah saling kenal dari Indonesia. Hubungan bersejarah ini adalah contoh nyata dari dialog antaragama dan rasa hormat yang menjadi ciri komunitas kita.
Pada tahun 2004, 15 tahun yang lalu, Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main dibentuk melalui kesepakatan dengan Landeskirche EKHN. Pendirian komunitas ini merupakan tonggak sejarah lain dalam upaya kami membangun jembatan antara berbagai budaya dan agama.
Saat ini, ketika generasi “paman dan bibi” kami telah menjadi “nenek dan kakek” kami dan yang anak-anaknya sudah menjadi generasi ketiga dalam komunitas kami, kami melanjutkan tradisi ini dengan pekerja muda baru dan pelajar kebersamaan. Kami adalah tempat pertemuan dan integrasi bagi para profesional dan pelajar dari Indonesia dan sekitarnya.
Sayangnya, pada masa lalu fokusnya seringkali hanya pada integrasi. Anggota senior kami, yang kini menikmati masa pensiunnya, terus menghadapi tantangan integrasi. Rumah adat generasi yang kita kenal dari Indonesia sudah hampir tidak ada lagi. Itulah sebabnya kami, komunitas internasional, sering kali menjadi titik kontak pertama dan pengganti sementara rumah jompo, sebuah peran yang tidak dapat kami gantikan namun dapat saling melengkapi.
Dalam hal ini, kami bersyukur bahwa pekerja terampil dari luar negeri terus datang kepada kami dan tidak hanya memperkuat infrastruktur Jerman, namun juga memperkaya dan secara berkelanjutan mempromosikan dialog internasional dan antaragama.
Dalam kehangatan dan kedamaian Natal kali ini, saya mengajak kita semua untuk merefleksikan dan mengapresiasi pentingnya dialog antaragama. Semoga perayaan ini mengingatkan kita bahwa kekuatan kita terletak pada keberagaman dan komitmen kita bersama untuk memahami dan menghormati.
Selamat Natal dan Tahun Baru yang damai!
Jens Balondo
Ketua Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main
Datum: Sonntag, der 25. Dezember 2023
Uhrzeit: 15 Uhr
Orte:
Gottesdienst - Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Anschließende Weihnachtsfeier - Evangelische Akademie Frankfurt, Römerberg 9, Frankfurt am Main
Predigttext aus2. MOSE 2, 1 – 10
Und es ging hin ein Mann vom Hause Levi und nahm eine Tochter Levis zur Frau. 2 Und sie ward schwanger und gebar einen Sohn. Und als sie sah, dass es ein feines Kind war, verbarg sie ihn drei Monate. 3Als sie ihn aber nicht länger verbergen konnte, nahm sie ein Kästlein von Rohr für ihn und verklebte es mit Erdharz und Pech und legte das Kind hinein und setzte das Kästlein in das Schilf am Ufer des Nils. 4 Aber seine Schwester stand von ferne, um zu erfahren, wie es ihm ergehen würde. 5 Und die Tochter des Pharao ging hinab und wollte baden im Nil, und ihre Dienerinnen gingen am Ufer hin und her. Und als sie das Kästlein im Schilf sah, sandte sie ihre Magd hin und ließ es holen. 6 Und als sie es auftat, sah sie das Kind, und siehe, das Knäblein weinte. Da jammerte es sie, und sie sprach: Es ist eins von den hebräischen Kindlein. 7 Da sprach seine Schwester zu der Tochter des Pharao: Soll ich hingehen und eine der hebräischen Frauen rufen, die da stillt, dass sie dir das Kindlein stille? 8Die Tochter des Pharao sprach zu ihr: Geh hin. Das Mädchen ging hin und rief die Mutter des Kindes. 9 Da sprach die Tochter des Pharao zu ihr: Nimm das Kindlein mit und stille es mir; ich will es dir lohnen. Die Frau nahm das Kind und stillte es. 10 Und als das Kind groß war, brachte sie es der Tochter des Pharao, und es ward ihr Sohn, und sie nannte ihn Mose; denn sie sprach: Ich habe ihn aus dem Wasser gezogen.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Klavier: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum Weihnachtsgottesdienst
Liturgie: Viktor Aritonang
Schriftlesung: Junge Erwachsene
Medien Technik: Yosua Rondonuwu
Abkündigung: Frank Madrikan
Schlüsseldienst: Kirchenvorstand
Tanggal: Minngu, 25 Desember 2023
Waktu: Pukul 15:00
Tempat:
Ibadah - Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Pesta Natal - Evangelische Akademie Frankfurt, Römerberg 9, Frankfurt am Main
Teks Khotbah dariKeluaran 2, 1-10
Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 3Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan tér, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 4kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 5Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 6Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: ”Tentulah ini bayi orang Ibrani.” 7Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: ”Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” 8Sahut puteri Firaun kepadanya: ”Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 9Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: ”Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: ”Karena aku telah menariknya dari air.”
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Piano: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Natal
Liturgi: Viktor Aritonang
Pembacaan Alkitab: Pemuda-Pemudi
Media Tehnik: Yosua Rondonuwu
Berita Jemaat: Frank Madrikan
Kunci: Majelis
Datum: Sonntag, der 24. Dezember 2023
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Evangelsiche Akademie, Frankfurt am Main
Predigttext ausJesaja 62, 1-5
Um Zions willen will ich nicht schweigen, und um Jerusalems willen will ich nicht innehalten, bis seine Gerechtigkeit aufgehe wie ein Glanz und sein Heil brenne wie eine Fackel, 2 dass die Völker sehen deine Gerechtigkeit und alle Könige deine Herrlichkeit. Und du sollst mit einem neuen Namen genannt werden, welchen des HERRN Mund nennen wird. 3 Und du wirst sein eine schöne Krone in der Hand des HERRN und ein königlicher Reif in der Hand deines Gottes. 4 Man soll dich nicht mehr nennen »Verlassene« und dein Land nicht mehr »Einsame«, sondern du sollst heißen »Meine Lust« und dein Land »Liebe Frau«; denn der HERR hat Lust an dir, und dein Land hat einen lieben Mann. 5 Denn wie ein junger Mann eine Jungfrau freit, so wird dich dein Erbauer freien, und wie sich ein Bräutigam freut über die Braut, so wird sich dein Gott über dich freuen.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Ev. Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Melissa Anggelo
Ehrenamtlicher Dienst zum Heiligabend Gottesdienst
Liturgie: Frank Madrikan
Liturgie
Tanggal: Minggu, 24 Desember 2023
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Evangelische Akademie, Frankfurt am Main
Teks Khotbah dariYesaya 62, 1-5
Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. 2 Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. 3 Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. 4 Engkau tidak akan disebut lagi ”yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi ”yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai ”yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu ”yang bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. 5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Melissa Anggelo
Pemberitahuan Pelayanan Ibadah Malam Natal
Liturgi: Frank Madrikan
Liturgi
Datum: Sonntag, der 17. Dezember 2023
Uhrzeit: 14 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausLukas 1, 67-79
Und sein Vater Zacharias wurde vom Heiligen Geist erfüllt, weissagte und sprach: Gelobt sei der Herr, der Gott Israels! Denn er hat besucht und erlöst sein Volk und hat uns aufgerichtet ein Horn des Heils im Hause seines Dieners David – wie er vorzeiten geredet hat durch den Mund seiner heiligen Propheten –, dass er uns errettete von unsern Feinden und aus der Hand aller, die uns hassen, und Barmherzigkeit erzeigte unsern Vätern und gedächte an seinen heiligen Bund, an den Eid, den er geschworen hat unserm Vater Abraham, uns zu geben, dass wir, erlöst aus der Hand der Feinde, ihm dienten ohne Furcht unser Leben lang in Heiligkeit und Gerechtigkeit vor seinen Augen. Und du, Kindlein, wirst Prophet des Höchsten heißen. Denn du wirst dem Herrn vorangehen, dass du seinen Weg bereitest und Erkenntnis des Heils gebest seinem Volk in der Vergebung ihrer Sünden, durch die herzliche Barmherzigkeit unseres Gottes, durch die uns besuchen wird das aufgehende Licht aus der Höhe, auf dass es erscheine denen, die sitzen in Finsternis und Schatten des Todes, und richte unsere Füße auf den Weg des Friedens.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrer Veit Dinkelaker (Bibelhaus Erlebnis Museum)
Musik: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum 3. Advent
Liturgie: Priska Alexandrie-Balondo
Schriftlesung: Crisna Purwanto
Medien Technik: Jens Balondo
Abkündigung: Aditya Dolontelide
Schlüsseldienst: Aditya Dolontelide
Region: Sukacita (Freude)
Tanggal: Minggu, 17 Desember 2023
Waktu: Pukul 14:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariLukas 1, 67-79
Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: 68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 70 --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus-- 71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, 72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, 74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, 75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. 76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, 77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, 78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera." 80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Veit Dinkelaker (Museum Pengalaman Rumah Alkitab)
Musik: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu Adven ketiga
Liturgi: Priska Alexandrie-Balondo
Pembacaan Alkitab: Crisna Purwanto
Media Tehnik: Jens Balondo
Berita Jemaat: Aditya Dolontelide
Kunci: Aditya Dolontelide
Wilayah: Sukacita